Skip links

Artificial Intelligence dan Penerapannya dalam Bisnis

Seberapa penting kah penerapan AI dalam bisnis? – Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan tak hanya meningkatkan daya saing melalui inovasi-inovasi yang dihadirkan oleh pelaku bisnis saat mengadopsi AI di setiap strateginya, tetapi juga mentransformasi masyarakat untuk lebih kompetitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam bisnis. Oleh karenanya, dibutuhkan sumber daya yang memadai agar tetap relevan di lingkungan bisnis berbasis AI.

Menurut data yang dilansir oleh Appier, perusahaan kecerdasan buatan (AI) menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan pertama dalam hal implementasi Artificial Intelegence (AI) di Asia Pasifik yaitu sebesar 65% disusul oleh Cina (63%) dan India (62%). Survei yang dilakukan perusahaan analitik SAS dan International Data Corporation (IDC), Indonesia memimpin dalam pengadopsian AI di bidang industri di Asia Tenggara sebesar 24,6%, lalu diikuti oleh Thailand (17,1%), Singapura (9,9%) dan Malaysia (8,1%).

Kecerdasan buatan (AI) sangat penting untuk menunjang percepatan transformasi digital yang memiliki potensi untuk mengubah segalanya dari operasi bisnis menjadi pengalaman pelanggan. Adanya AI berbasis data yang besar, suatu perusahaan dapat memberikan nilai bisnis pada seluruh siklus hidup pelanggan. Chwee menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menerapkan AI dalam operasi bisnisnya, akan dipastikan kalah dengan perusahaan yang mengadopsi AI.

Pada umumnya, AI memiliki dua manfaat utama bagi perusahaan, diantaranya yaitu:

  • Manfaat operasional: proses bisnis yang lebih sederhana dan lebih efisien, skala yang lebih besar, dan prediksi risiko yang lebih baik.
  • Keterlibatan dan pengalaman pelanggan: produk dan solusi yang lebih baik, inovasi lebih cepat, dan wawasan yang lebih baik mengenai perilaku konsumen.

Suatu survei menyatakan bahwa terdapat 71% responden mengidentifikasi peningkatan efisiensi bisnis sebagai manfaat yang paling signifikan dan 62% mengharapkan adanya peningkatan produk atau layanan. Singapura justru melihat keuntungan penerapan AI hingga mencapai adanya keterlibatan pelanggan.

Sedangkan, sebanyak 53% responden di Asia Pasifik menyatakan bahwa tantangan terbesar penerapan AI adalah mengumpulkan dan mengintegrasikan data besar. Perusahaan yang akan mengadopsi AI juga berjuang untuk mengatasi masalah operasional, misalnya membangun tim lintas fungsi bekerja dengan gesit (51%), mengidentifikasi manajemen data yang tepat dan platform analitik prediktif (52%), memperoleh data dari saluran yang beragam (49%), dan mengidentifikasi mitra teknologi atau layanan yang tepat (43%).

Inilah mengapa penting untuk memilih mitra dengan keahlian di bidang teknik dan manajemen data serta dalam membangun model yang tepat dan efektif, sehingga mampu memanfaatkan semua yang telah ditawarkan oleh AI. Di Indonesia sendiri, lebih dari 50% perusahaan belum berencana untuk menerapkan AI dalam lima tahun ke depan. Hal ini karena terkendala oleh kurangnya tenaga ahli dan biaya. Nah, tiga keterampilan yang dibutuhkan oleh para pemimpin bisnis di Indonesia yaitu keterampilan analitis, kewirausahaan dan keterampilan mengambil inisiatif dan keahlian dan pemrograman di bidang Teknologi Informatika.

Berbanding terbalik, tingkat kepercayaan pada AI di China dan Korea Selatan mencapai lebih dari 80%. Mereka percaya bahwa AI sangat penting bagi kesuksesan dan daya saing perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.

Konsultasikan permasalahan IT yang anda hadapi GRATIS di sini.

Referensi:

Kompas , CNNIndonesia , Mastel

 

Leave a comment